JEDDAH (iHalal.id) — Sebanyak 140 peserta dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) mengikuti kegiatan pelatihan bertajuk “Pelatihan Kewirausahaan Menuju Pasar Ekspor” yang digelar Minggu malam, 31 Maret 2019 di Balai Nusantara Wisma Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah.
Kegiatan pelatihan ini terselenggara atas kerja sama antara Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah dengan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, yang menghadirkan Nursyamsu Mahyuddin, seorang praktisi dan trainer ekspor-impor dari Jakarta.
Selama pemaparan berlangsung, pemateri harus rela diinterupsi untuk melayani pertanyaan yang saling bersahutan dari para peserta. Pertanyaan meliputi, antara lain, apakah ekspor bisa dilakukan oleh perorangan atau harus mengatasnamakan perusahaan atau berbentuk badan, barang-barang yang boleh diekspor dan yang dilarang, prosedur pengiriman barang dan dokumen yang diperlukan, urusan kepabeanan, tarif bea masuk dan bea keluar, sistem pembayaran, prosedur pengeluaran barang setelah tiba di negara tujuan, dan pertanyaan lainnya.
Penyelenggaraan pelatihan ini mendapatkan respon beragam dari peserta, tetapi pada umumnya menilai positif dan membuat peserta tertantang untuk menjajal usaha ini. Namun demikian, beberapa peserta berharap memperoleh informasi detail tentang prosedur pengeluaran barang setibanya di negara tujuan.
“Bagi saya cukup untuk memotivasi dan membuat lebih curious tentang ekpor. Menambah wawasan saya. Yang jelas ilmu bertambah,” ungkap Anton Pramono, Teknisi Lab Kimia dan Microbiology Pinehill Arabia Food Ltd.
Sementara, Syahidin Nurul Ikhwan, seorang PMI yang bergerak di bidang jasa pelayanan umrah berpendapat untuk menjadi seorang entrepreneur (wirausahawan) tidak harus jadi seorang eksportir.
Munzir Anwar, technical manager di kantor pusat perusahaan otomotif Toyota, mengaku memperoleh banyak manfaat dari pelatihan ini.
“Saya merasa terinspirasi dan terdorong bagaimana membuka usaha tanpa modal yang banyak dan tempat. Yang diutamakan adalah jaringan dan percaya diri,” ungkapnya.
Dalam sambutannya, Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, menegaskan pentingnya menumbuhkembangkan sikap kewirausahaan untuk menuju kepada kesejahteraan ekonomi yang lebih baik.
“Pegawai negeri, karyawan, tukang, tidak mungkin jadi kaya. Kalau ada pegawai negeri kaya, hati-hati. Ini bisa jadi (karena) korupsi,” ucap Konjen menyemangati peserta.
“Gaji kita bisa ditebak, karena setiap bulan bisa dilihat payroll-nya. Bahkan pimpinan di kantor pemerintahan gajinya bisa ditebak,” sambung Konjen.
Untuk itu, Konjen mengajak para peserta pelatihan untuk memanfaatkan pasar Arab Saudi yang cukup menjanjikan, berbekal pengalamannya selama di Arab Saudi. Potensi tersebut disampaikan Konjen dengan melihat jumlah mukimin WNI di Arab Saudi, ditambah jemaah haji dan umrah yang setiap tahunnya mencapai 1,4 juta orang. (Fauzy Chusny, Media Team at Consulate General of the Republic of Indonesia, Jeddah)