JAKARTA (iHalal.id) — Sebanyak 70 operator penerbangan di Indonesia menghadiri Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Ditjen Perhubungan Udara di Jakarta, Kamis (6/12/2018) malam. Mereka meneguhkan sikap untuk selalu mengutamakan keselamatan dalam setiap operasi penerbangan dengan menandatangani Safety Commitment atau Komitmen Keselamatan.
Operator penerbangan itu terdiri dari maskapai penerbangan, Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (KPBU), operator navigasi penerbangan, operator bandara, dan perusahaan perawatan pesawat. Penandatanganan diwakili oleh Garuda Indonesia, Lion Air, Angkasa Pura (AP) 1 dan AP 2, Airfast, SAS, Airnav Indonesia, Batam Aero Teknik, Garuda Maintenance Facility (GMF), JAS Airport Services, UPBU Sentani dan UPBU Tarakan.
Dirjen Perhubungan Udara Polana B. Pramesti mengatakan, tingkat pertumbuhan industri penerbangan Indonesia semakin pesat. Setiap harinya terdapat lebih dari 2.000 pergerakan penerbangan. Namun demikian, pergerakan pesawat dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi itu, harus diikuti dengan tingkat keselamatan, keamanan maskapai dan bandaranya.
“Jangan sampai ada maskapai, hanya karena mengejar target pendapatan, lupa terhadap faktor keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Maskapai juga harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi kenavigasian,” ujarnya dalam acara yang juga dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Dirjen juga minta agar navigasi dimuktahirkan agar keselamatan benar-benar menjadi yang utama. “Tidak ada tawar-menawar, wajib,” tegas Polanya. Dikatakan, setiap tahunnya jumlah pengguna moda transportasi udara selalu mengalami peningkatan cukup signifikan.
Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan sebagai regulator penerbangan Indonesia akan mengembangkan pelayanannya bagi pengoperasian penerbangan sipil di Indonesia. Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Udara, selalu berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik, terutama dalam hal keselamatan dan keamanan penerbangan. “Yang terpenting adalah keselamatan, tidak ada toleransi dalam keselamatan, ini no go item, harus dipenuhi bila ingin berangkat!,” tegasnya.
Meningkatkan safety adalah cara untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap dunia penerbangan nasional. Keselamatan dan keamanan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam industri penerbangan. “Kuncinya di sini adalah untuk mewujudkan kelaikan udara yang berkelanjutan.
Kedepannya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan melaksanakan Campaign Safety secara Below The Line atau tatap muka langsung kepada masyarakat selaku pengguna moda transportasi udara. Sebelumnya Ditjen Hubud telah melaksanakan Aviation Goes To School sebagai sarana pendidikan dunia penerbangan semenjak dini kepada siswa/i SMA se Jabodetabek.
“Pelayanan dan fasilitas sebagai faktor penunjang akan senantiasa kami tingkatkan, agar para pengguna semakin terlayani dengan baik dan semakin meningkat pula antusias masyarakat memilih trasnportasi udara dalam menjalankan aktifitas”, imbuh Polana.
Menteri Perhubungan menyambut baik adanya penandatanganan Safety Commitment. Dikatakan, transportasi sebagai bagian yang sudah sangat terinternalisasi dalam kehidupan sosial masyarakat kita dan telah menjadi bagian dari rutinitas kehidupan kita sehari-hari.
“Oleh karena itu, keselamatan transportasi penerbangan juga menjadi isu penting dan menjadi perhatian kita bersama, baik dalam kehidupan sebagai sebuah bangsa maupun dalam skala global”, ungkap Budi Karya. (Sat)