Angkasa Pura I Aktif di Kancah Internasional akan Untungkan Indonesia

HONGKONG (iHalal.id) — Perkembangan industri penerbangan kian maju. Berbagai tantangan dalam pengelolaan penerbangan dan bandaranya terus meningkat.
Airports Council International (ACI) atau Dewan Bandara Interansional mencatat total angka penumpang pesawat pada 2017 secara global naik 6,6 persen. Sedangkan untuk total pergerakan pesawat naik 2,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Saat PT Angkasa Pura I (Persero), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengelola 13 bandara di bagaian timur Indonesia, mengadakan press tour yang mengajak 18 media nasional ke Hongkong dan Bali pada 20-24 September 2018, semakin terlihat jelas tantangan itu. Pengelola bandara juga harus terus bergerak serta menjajagi dan mencari potensi yang ada di muka bumi ini.

“Bandara Hongkong adalah termasuk yang tersibuk di dunia. Kita bisa melihatnya bagaimana mengelola bandara yang sangat besar ini,” ujar Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I (Persero) Devy Suradji di sela-sela kunjungan ke Bandara Internasional Hongkong.

Menurut ACI, Hongkong International Airport (HKG) menempati posisi ke 8 sebagai bandara tersibuk pada 2017,k dengan 72.663.955 penumpang. Bandingkan dengan bandara kita, Soekarno-Hatta International Airport (CGK) yang menempati posisi 17 dengan 63.015.620 penumpang di 2017 itu.

Bandara mana yang menempati posisi 1 tersibuk di dunia. Jawabannya adalah Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta, Amerika Serikat (AS) dengan hampir 104 juta penumpang sepanjang 2017. Meski total jumlah penerbangan di bandara tersebut turun namun bisa menggeser posisi pertama yang sebelumnya diduduki oleh Bandara Beijing.

PT Angkasa Pura I (Persero) yang memiliki Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan Bandara Internasional Juanda, tentu akan mengalami pertumbuhan seiring tren yang terjadi saat ini. Keberadaan Bandara di Bali dan Surabaya kini semakin menarik perhatian dunia.Kesibukannya pun tidak berkurang.

Pantas jika PT Angkasa Pura I lebih aktif berperan di kancah internasional khususnya Dewan Bandara International atau ACI. Ini akan banyak menguntungkan Indonesia, karena dapat lebih banyak menyuarakan kepentingan Indonesia dalam penyusunan regulasi internasional terkait bandara.

“Kita harus berikan masukan kepada mereka karena mereka yang menentukan policy. Karena kalau sudah ditentukan, policy itu susah diubah. Jadi harus kita berikan masukan pada saat di forum,” kata Devy Suradji saat berkunjung ke kantor ACI Asia Pasifik di Hongkong.

Devy menyatakan, peran aktif ini sangat penting karena tidak semua aturan dan standar yang ditetapkan Airport Council Internasional sesuai dengan kondisi dan demografi bandara di suatu negara. Oleh karena itu, masuknya Angkasa Pura I ke dalam komite tersebut, maka aturan dan standar yang ditetapkan diharapkan dapat sesuai dengan kondisi bandar-bandara di Indonesia.

“Kalau kita aktif di situ, suara kita terdengar. Karena standar bandara di suatu negara belum tentu sama dengan standar di negara lain. Mereka minta kita aktif bersuara, karena demografi dan geografi berbeda,” ujar Devy.

Dikatakan‎, gencarnya pengembangan bandara yang dilakukan membuat Angkasa Pura I mendapatkan tawaran untuk lebih banyak berperan dalam komite-komite di ACI. Selama ini perusahaan plat merah ini sudah masuk dalam dalam keanggota di komite keamanan dan keselamatan ACI. “Bisa tidak kita jangan hanya aktif membangun bandara di Indonesia tetapi kita diminta aktif di komite ACI. Yang mau kita coba di komite ekonomi dan lingkungan,” ujar Devy.

Seperti diketahui, PT Angkasa Pura I (Persero) adalah BUMN pengelola 13 bandara dan satu Strategic Business Unit (SBU), yaitu I Gusti Ngurah Rai Bali, Juanda Surabaya, Sultan Hasanuddin Makassar, Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Frans Kaisiepo Biak, Sam Ratulangi Manado, Syamsudin Noor Banjarmasin, Ahmad Yani Semarang, Adisutjipto Yogyakarta, Adi Soemarmo Surakarta, Bandara Internasional Lombok Praya, Pattimura Ambon, El Tari Kupang, dan Ngurah Rai Commercial SBU Bali.

Angkasa Pura I juga mempunyai lima anak perusahaan, yaitu PT Angkasa Pura Logistik, PT Angkasa Pura Properti, PT Angkasa Pura Suport, PT Angkasa Pura Hotel, dan PT Angkasa Pura Retail.

Pada pertemuan itu, Kepala Bidang Teknik dan Industri ACI Asia Pasifik S.L Wong meminta PT Angkasa Pura I untuk berperan aktif dalam penyusunan kebijakan-kebijakan dunia mengenai pengaturan bandar udara melalui komite-komite di bawah badan tersebut.

Wong mengatakan, pengalaman dan pengetahuan AP I sebagai badan yang mengelola 13 bandara di negara yang memiliki pertumbuhan pesat dalam jumlah penumpang, akan melengkapi khazanah dalam penyusunan kebijakan. “Selain terus progresif dalam mengembangkan bandara, alangkah baiknya AP I juga bisa aktif dalam komite-komite (ACI),” katanya.

Dikatakan, dalam tubuh ACI terdapat enam komite yakni Keamanan Penerbangan, Keselamatan Operasional, Lingkungan, Ekonomi, Sumber Daya Manusia, dan Teknologi Informasi. Wong berharap AP I dapat sebanyak-banyaknya memberikan kontribusi. Menurut dia, keaktifan AP I juga akan memperkuat posisi Indonesia dalam pengaturan bandara berskala global.

Wong mengingatkan pentingnya penyelenggaraan bandara yang mampu mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Indonesia diharapkan menjadi salah satu negara yang mempu mengembangkan bandara ramah lingkungan.

Untuk menerapkan bandara ramah lingkungan, kata Wong, dapat diupayakan dengan pengurangan emisi karbon dengan memanfaatkan energi ramah lingkungan dan terbarukan, dan pengelolaan tumbuhan di sekitar bandara. (Sat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *