SANA’A, YAMAN (iHalal.id) — Tangis sejumlah balita menggema di Klinik Kesehatan Qa’a Alerah, Bani Al Harits, Sana’a. Bocah-bocah itu rupanya sedikit cemas untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Senin (3/12), program peningkatan gizi oleh tim Sympathy of Solidarity (SOS) untuk Yaman I – Aksi Cepat Tanggap (ACT) sedang berlangsung di klinik tersebut. Hari itu, sejumlah orang tua membawa balita mereka ke Unit Kesehatan Qa’a Alerah untuk pemeriksaan status gizi.
Rudi Purnomo dari tim SOS untuk Yaman I melaporkan, di wilayah Al Harits setiap bulan ditemukan 30-45 kasus gizi buruk. Wilayah berpopulasi sekitar 10.000-12.000 jiwa tersebut tidak banyak memiliki fasilitas kesehatan. Unit Kesehatan Qa’a Alerah hanyalah satu-satunya faskes di sana. “Sebab itu, penanganan gizi buruk di sini amat urgen. Selain memberikan pangan, ACT juga intervensi program peningkatan gizi anak untuk setengah tahun ke depan,” ungkap Rudi, Senin (3/12).
Ali, dokter yang bertugas di klinik tersebut mengatakan, setiap hari jumlah pasien malnutrisi yang berobat terus bertambah. “Banyak pasien baru yang berobat ke klinik ini,” ujarnya.
Sejalan dengan kisah yang disampaikan Amina*, ibu itu membawa anaknya ke unit kesehatan Qa’a Alerah. Amina bercerita, selama ini mereka hidup dalam kelaparan karena kekurangan bahan pangan dan jarang sekali ada yang memberikan bantuan.
Malnutrisi menjadi pekerjaan rumah bagi Yaman. Keadaan itu muncul sebagai dampak buruk perang saudara yang berkepanjangan. Sejak tahun 2015, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyebutkan bahwa sistem kesehatan di Yaman telah mendekati keterpurukkan.
“Sistem kesehatan di Yaman ada di jurang kehancuran,” ujar Dr Dr Ahmed Shadoul, perwakilan WHO untuk Yaman, sebagaimana dimuat Bull World Health Organ awal 2015.
Hingga tahun 2018 pun, tingginya kebutuhan pelayanan medis di Yaman belum dapat terpenuhi. Selain obat-obatan, masyarakat Yaman juga membutuhkan tenaga medis seperti dokter ahli gizi, dokter kandungan, dan dokter umum.
“Insyaallah ACT akan mendukung kesedian vitamin. Ke depannya kita akan usahakan program reguler terkait penangan malnutrisi di Yaman,” jelas Rudi. Program penanganan gizi buruk bagi anak-anak saat itu dimulai dengan pemeriksaan kesehatan. Dokter mengukur tinggi badan, berat badan, dan juga lingkar lengan dari anak-anak yang diduga malnutrisi akut. “Beberapa obat dan suplemen makanan akan diberikan kepada anak-anak,” imbuh Rudi.
Selain program penanganan gizi buruk, tim SOS untuk Yaman I sebelumnya juga membagikan ratusan paket pangan, paket musim dingin, dan air bersih kepada penyintas konflik di Yaman. Sabtu (1/12) sejumlah paket pangan dibagikan kepada pengungsi di Ibb.
“Kami sangat bahagia mendapatkan bantuan ini dan kami sangat berterima kasih. Kami mohon jangan lupakan kami,” ungkap Sultan, salah seorang warga lokal yang menerima bantuan paket pangan. (Adh)