JAKARTA (iHalal.id) — Bangsa yang hebat adalah bangsa yang mampu menghargai sejarah dan budayanya. Salah satu rumah sejarah dan budaya adalah Museum. Oleh karena itu, keberadaan Museum di suatu negara seakan menjadi indikator bangsa tadi dalam mengapresiasi sejarah dan budayanya.
Kurangnya apresiasi masyarakat terhadap keberadaan Museum menjadi salah satu yang mengemukan dalam Diskusi Budaya bertema “Gotong Royong Memajukan Museum”, yang diadakan Koperasi Pekerja Budaya (KPB) CakraDaya, di Museum Tekstil Jakarta (19/12). Padahal di luar negeri, Museum adalah satu tempat favorit untuk dikunjungi warga masyarakat. Saking favoritnya, sampai-sampai keberadaan Museum difilmkan dan laku keras, seperti serial film layar lebar Hollywood “A Night at Museum” .
Oleh karena itu, untuk memajukan Museum, perlu melibatkan semua pihak, baik kementerian terkait maupun masyarakat secara luas. Jika sinergi itu dilakukan terus menerus dan berkesinambungan, maka keberadaan Museum sebagai simbol perhargaan budaya suatu bangsa akan terwujud.
Dalam booklet ringkasan Diskusi Budaya “Gotong Royong Memajukan Museum” yang diterima redaksi iHalal.id, acara tersebut dirancang untuk membahas Ekosistem Kebudayaan di Museum, serta Pendidikan dan Museum. Diskusi Budaya “Gotong Royong Memajukan Museum” menampilkan pembicara Kasubdit Program dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemdikbud, Judi Wahjudin, Kepala Museum Mandiri Budi Trinovari serta perwakilan masyarakat Embi C. Noer dan Sudarwati.
Sebelumnya, dalam rangka memperingati 72 tahun Kemerdekaan Indonesia, KPB Cakra Daya, menggelar Diskusi serupa dengah tema “Gotong Royong Menggerakkan Kebudayaan” di Museum Layang-layang, Jakarta. Diskusi juga diadakan dalam rangka menyambut diberlakukannya UU no. 5 th. 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Tahun ini, KPB CakraDaya kembali melanjutkan program Jalan Kebudayaan tadi, suatu gerakan kebudayaan dari dan oleh masyarakat, bersama seluruh ekosistem kebudayaan, untuk membangun, mengembangkan, dan memajukan kebudayaan Indonesia, mendukung implementasi UU Pemajuan Kebudayaan. (***)