JAKARTA (iHalal.id) — Keberadaan sarana ibadah di tempa-tempat umum, seperti Mushalla di Halte Busway, Stasiun KRL hingga MRT adalah bagian dari penunjang Halal Tourism (Wisata Halal–red) yang sedang menjadi tren global. Apalagi Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) telah menetapkan Provinsi DKI Jakarta sebagai salah satu destinasi wisata halal unggulan berdasarkan IMTI (Indonesia Muslim Travel Index) sejak tahun 2019.
Halte Busway Bundaran HI (Hotel Indonesia), menjadi icon wisata baru DKI Jakarta, karena selain letaknya yang sangat strategis, Halte di pusat aktifitas bisnis Indonesia ini juga dilengkapi sarana dan prasarana umum, seperti Mushalla, cafe dan tempat hang out gratis. (Foto: Dokumen Irwan G. Dahlan).
Keberadaan Mushalla Halte Busway ini tentu sangat membantu warga dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Irwan Gunawan Dahlan, seorang profesional misalnya, mengaku senang sekaligus menyambut gembira keberadaan Mushalla di Halte Busway ini.
“sebagai warga, saya sangat senang pak Anies (Gubernur DKI Jakarta waktu itu–red) membangun sarana dan prasarana ibadah di Halte Busway ini (Halte Busway Bundaran HI), sehingga aktifitas saya lebih terukur. Saya berharap yang sekarang (Plt. Gubernur) tinggal melengkapi dengan sarana dan akses bagi penyandang disabilitas, seperti lift menuju Mushalla yang berada di lantai 2”, jelas Irwan kepada iHalal.id beberapa waktu lalu, yang mengaku menggunakan transportasi umum, mulai dari commuter line KRL (Kereta Rel Lustrik–red), Busway hingga Angkutan Jaklinko (Jakarta Lingkungan Kota–red) hampir setiap hari.
Halal Tourism sendiri merupakan bagian dari Halal Bussiness yang lahir dari adanya kebutuhan umat Islam dunia — terutama di 52 Negara Anggota OKI/ Organisasi Konferensi Islam— akan Halal, terutama di sektor; Makanan, Kosmetik, Fashion, Keuangan hingga Wisata.
Indonesia Target Wisata Halal Dunia
Sejak 2019, Pemerintah Indonesia telah mentargetkan untuk menjadi negara peringkat pertama destinasi wisata halal dunia sekaligus menjadi destinasi paling ramah terhadap wisatawan muslim versi Global Muslim Travel Index (GMTI).
Menurut CEO Crescentrating.com & HalalTrip.com Fazal Bahardeen, peluang Indonesia sangat besar dalam menarik wisatawan muslim dunia, yang sejak 2020 diproyeksikan mencapai 158 juta dengan pertumbuhan sekitar 6%.
Dijelaskan, GMTI memproyeksikan pada 2020 jumlah wisatawan muslim dunia tahun mencapai 158 juta dengan total pembelanjaan sebesar 220 miliar dolar AS atau setara Rp 3.080 triliun dengan pertumbuhan 6% pertahun. Pertumbuhan tersebut diharapkan terus meningkat menjadi 300 miliar dolar AS atau setara Rp 4.200 triliun pada 2026.
Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sejak tahun 2019, telah menetapkan IMTI ( Indonesia Muslim Travel Index) terhadap 10 destinasi wisata halal unggulan yakni Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur (Malang Raya), Lombok, dan Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya).
Sebelumnya, IMTI, berdasarka GMTI, telah menetapkan Lombok berada pada urutan pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik di Indonesia dan Aceh di urutan kedua. (Gaf)