Jual Mangga Alpukat Pasuruan, Petani Raup Miliaran Rupiah

JAKARTA (iHalal.id) — Pemerintah Kabupaten Pasuruan menggelar Pameran PIATTEX IV 2018 atau Pasuruan Industrial, Agriculture, Tourism and Trade Expo atau PIATTEX IV 2018 di Jakarta, pada 11-17 November 2018. Salah satu yang menarik adalah kehadiran mangga alpukat Pasuruan yang kian banyak dicari orang.

Mangga Alpokat pada Pameran Pesta Mangga Alpukat & Apel Kab. Manalagi Kab. Pasuruan di Mangga Dua Square, Jakarta, 11-17 Nov. 2018 (Foto: iHalal.id)

Bupati Pasuran HM Irsyad Yusuf, SE, MMA mengatakan, mangga alpukat dari Pasuruan memang telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Kabupaten Pasuruan. Oleh karena itu, dalam setiap pameran, mangga jenis ini diperjualbelikan. Masyarakat tentu sangat gembira mendapatkan produk unggulan.

“Pada pameran sebelumnya tahun lalu, selama sepuluh hari, petani bisa menjual 80 ton mangga alpukat dengan perolehan Rp 1,3 miliar. Hasil ini tentu membuat petani senang,” ujar Gus Irsyad pada pembukaan Pameran PIATTEX IV 2018, di Mangga Dua Square, Jakarta Utara, Kamis (15/11/2018) malam.

Pada pameran kali ini, Gus Irsyad mengaku tidak menargetkan penjualan mangga alpukat itu berapa. Namun, dia berharap penjualan mangga alpukat dapat lebih meningkat lagi. “Ya harapan saya, penjualan mangga alpukat dapat lebih besar lagi. Ini bukan hanya membuat senang petani, tapi ini juga menandakan semakin banyak orang mengenal Pasuruan,” tutur dia.

Salah satu keistimewaan buah dari Pasuruan itu adalah mangga yang mempunyai tekstur lembut itu bisa dimakan dengan cara diputar dan disendok seperti alpukat. di tempat asalnya, para pendatang atau wisatawan bisa datang langsung ke beberapa kebun mangga tersebut. Wisata petik mangga langsung di pohon ini paling banyak bisa dilakukan pada bulan Oktober dan November.

Pada pameran di Mangga Dua Square, penjualan mangga alpukat digelar di stan-stan di halaman mall, depan lobi utama. Harga dijual bervariasi, mulai Rp 15.000, 20.000, dan Rp 30.000 per kilogramnya. “Dijamin manis dan puas,” tutur seorang pedagang kepada pengunjung yang coba menawar dengan harga lebih rendah.

Seorang koordinator petani mangga alpukat atau Klonal 21 mengatakan, panen mangga kali ini lebih cepat karena datangnya musim hujan. “Karena hujan datang lebih awal, mangga harus segera dipanen biar gak rusak,” tutur dia.

Menurut literatur, mangga alpukat itu adalah buah hasil persilangan antara mangga jenis gadung dengan arumanis dan diakui sebagai buah asli Kabupaten Pasuruan, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia nomor 121/Kpts/SR.120/D.2.7/12/2016 tentang Pemberian Tanda Daftar Varietas Tanaman Hortikultura. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa Mangga varietas Gadung 21 telah memenuhi persyaratan varietas tanaman hortikultura, sehingga perlu dan layak untuk diberikan tanda daftar.

Selain mangga alpukat, pada pameran di Mangga Dua Square, juga ditampilkan produk-produk Kabupaten Pasuruan yang tidak dimiliki daerah lain, di antaranya garifta, bordir bangil, Kapiten (kopi asli kabupaten pasuruan), serta bunga krisan dan sedap malam.

Gus Irsyad yang juga adik kandung mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf ini menegaskan bahwa pameran tersebut salah satu langkah yang dilakukan dalam rangka mengenalkan sekaligus mempromosikan seluruh potensi dan produk unggulan Kabupaten Pasuruan.

“Pameran ke luar daerah adalah salah satu cara agar nama Kabupaten Pasuruan lebih dikenal luas oleh masyarakat dari berbagai daerah di tanah air. Jakarta sebagai ibukota negara, memiliki pangsa pasar yang bagus,” tutur Gus Irsyad yang didampingi tuan rumah, Wakil Walikota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim.

Wakil Walikota Jakarta Utara itu mengaku sangat kagum dengan pencapaian yang diraih Kabupaten Pasuruan. “Saya akan ajak ibu-ibu darma wanita untuk ke Pasuruan. Saya ke Pasuruan tidak ingin difasilitasi, tapi ingin membuktikan apakah benar, mangga itu dari Pasuruan,” ujar Ali Hakim seraya tergelak.

Gus Irsyad menyebutkan, pameran PIATTEX menjadi agenda rutin setiap tahun, dengan harapan agar semakin banyak pengunjung yang datang ke Kabupaten Pasuruan melalui produk yang ditampilkan dalam pameran.

“Pasuruan juga dikenal dengan Gunung Bromo-nya dan penanjakan. Dari penanjakan kita bisa melihat view terindah. Kita prioritaskan pembangunan pengembangan kepariwisataan yang tujuannya menarik wisatawan sebanyak-banyaknya. Kita juga sedang mengembangkan wisata halal, seperti membuat kolan renang, terpisah antara laki-laki dan perempuan,” ungkapnya. (Sat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *