Ketua Umum DSI Euis Saedah: Serat Alam Indonesia Sejalan dengan Semangat Environmental Ethic Global

JAKARTA (iHalal.id) — Indonesia adalah negara yang kaya akan serat alam yang dikenal sebagai bahan baku industri hijau (baca: industri ramah lingkungan). Setidaknya ada 12 jenis tumbuhan yang disebut pohon industri tadi, antara lain kapas, rami, sisal, abaka, kenaf, dan serat nanas.

Menurut Ketua Umum Dewan Serat Indonesia (selanjutnya disingkat DSI–red) Euis Saedah, keberadaan serat alam ini penting dikembangkan, bukan hanya untuk kepentingan Indonesia semata tapi juga untuk global.

“saya kira pengembangan industri serat alam kita sejalan dengan semangat environmental ethic (politik lingkungan) yang selalu digaungkan dalam setiap pertemuan WEF (The World Economic Forum-red) di Davoss Swiss,” ujar Dirjen Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian (2010-2016) kepada para wartawan di Resto Kapau Garuda Kuningan Jakarta hari ini (4/25).

Seperti diketahui, politik lingkungan dan lingkungan merupakan salah satu topik yang sering dibahas dalam setiap pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos. WEF sendiri adalah forum internasional yang melibatkan para pemimpin politik, bisnis, dan masyarakat untuk membentuk agenda global, antara lain: Menjaga planet, Membuat strategi jangka panjang untuk iklim, alam, dan energi serta Menciptakan pertumbuhan dan lapangan kerja.

Seperti diberitakan, DSI telah menyusun peta jalan bagi pengembangan industri serat Indonesia pada 2020-2024. Serat alam seperti kapas, rami, sisal, abaka, kenaf, dan serat nanas berpotensi dikembagkan di Indonesia. Apalagi bahan bakunya banyak terdapat di Indonesia. Perlu diingat, tanaman serat ini kaya akan unsur inovasi teknologi guna menghasilkan material baru.

“Tahun 2024 take off  kain serat Indonesia,” ujar Euis waktu itu, dalam Simposium “Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Bagi Industri Berbasis Serat Alam” di Menara Kadin, Jakarta, seperti diberitakan Gatra.com.

Euis menuturkan, pada tahun pertama di 2020, direncanakan terbangun keanggotaan pemangku kepentingan yang settle, membangun fondasi pengembangan serat alam Indonesia, dan pembentukan perusahan start up.

Tahun kedua pada 2021, menghasilkan material komposit baru hasil serat alam dan mengundang investor untuk mendirikan usaha patungan. Tahun ketiga pada 2022, evaluasi rantai pasok serat alam serta prngembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Tahun keempat pada 2023, membangun pusat bahan baku serat alam dan menghasilkan kain serat alam nasional.

Oleh karenanya, Anggota Pengurus bidang UKM APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) itu mengajak semua pihak untuk peduli terhadap warisan alam yang tak ternilai harganya ini.(gaf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *