NEW ZEALAND (iHalal.id) — Kondisi Umat Islam New Zealand umumnya dan Cristchurch khususnya perlahan mulai pulih. Tragedi pembantaian yang dilakukan Brenton Tarrant (warga Australia) beberapa waktu lalu terhadap 49 jiwa ummat Islam yang tengah melaksanakan ibadah Shalat Jumat menjadi pelajaran berharga bagi negara yang selama ini dikenal aman dan damai.
Hari Selasa (23/04), Imam Shamsi Ali berkesempatan bersilaturrahim dengan Umat Islam dan para pengurius Masjid An-Nur di Christchurch New Zealand. Imam Shamsi mengaku kagum terhadap perjuangan muslim New Zealand atas ujian dan cobaan yang alaminya.
“Alhamdulillah, hari ini Selasa 23 April, saya berkesempatan silaturrahim dengan masjid An-Nur di Christchurch New Zealand. Dijemput dan diskusi dengan Imamnya. Lalu menyapa polisi menyampaikan Terima kasih kepadanya. Kita berkunjung dan mendoakan para syuhada di pekuburan massal mereka,” kata Imam yang juga penasehat portal berita iHalal.id.
Seperti diberitakan, Pembantaian jemaah ibadah salat Jum’at di Mesjid An-Noor, Christchurch, New Zealand, hari Jum’at (15/03) menimbulkan reaksi dari dunia internasional, tak terkecuali umat Islam di Amerika Serikat. Salah satu organisasi Islam terbesar di A.S, seperti Jamaica Muslim Center- NY USA, mengutuk kebiadaban serangan teroris yang menewaskan sedikitnya 49 orang serta melukai 50 orang umat Islam tersebut.
Imam Shamsi mengaku prihatin atas yang dilakukan seorang teroris Australia, berusia 28 tahun, yang masuk ke sebuah masjid (di Christchurch Center) dan melakukan pembantaian dengan menyerang saudara-saudari Muslim yang tengah menunaikan shalat Jum’at. Setidaknya 49 terbunuh, sementara lebih dari 50 lainnya terluka parah.
Dalam siaran persnya, Imam Shamsi menyampaikan belasungkawa terdalam dan doa tulus untuk para korban dan orang yang mereka cintai. Semoga saudara dan saudari Muslim dan semua orang di Selandia Baru dan Australia dan juga di tempat lain dilindungi oleh Tuhan Yang Mahakuasa.
Selain itu, Imam juga meminta media untuk jujur dalam liputan mereka. Peristiwa tragis ini akan mengungkap orang, terutama kejujuran media dan politisi. Ini adalah alasan lain untuk meyakinkan kita semua bahwa terorisme tidak mengenal ras, etnis, dan agama. Jelas, terrosim tidak punya agama.
Kepada sesama Muslim di seluruh dunia, Imam mengingatkan untuk tetap waspada, tenang dan sabar tetapi tidak diam. Jangan takut, tapi hati-hati.
Ditambahkan, Imam mengingatkan semua untuk terus bekerja bersama dan bersatu untuk menghadapi kejahatan ini, terutama pada saat perpecahan yang mendalam di masyarakat kita. Tidak ada cara yang lebih baik untuk menghadapi terorisme dan kecenderungan kekerasan di masyarakat selain dengan bergandengan tangan sebagai satu keluarga manusia. (Gaf)