Lebanon Membara

LEBANON (iHalal.id) — Ledakan tragis terjadi di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020). Ledakan tersebut menyebabkan sedikitnya 70 orang tewas dan ribuan orang terluka.

Mengutip AFP, seperti yang dilansir cnbcindonesia.com otoritas setempat mengatakan ledakan terjadi dari sebuah gudang amunisi yang disita sejak lama di negeri itu. Pemerintah pun mengumumkan Rabu (5/8/2020) sebagai hari berkabung nasional.

Lebanon adalah sebuah negara kecil multi agama di Timur Tengah. Negara ini sudah terperangkap selama 15 tahun dalam perang yang menghancurkan ekonominya.

Dalam data Trading Economic misalnya, Lebanon mencatat ekonomi negatif bahkan resesi menahun sejak 2018 hingga 2019. Mata uangnya jatuh dan protes warga seakan tak berkesudahan.

Lebanon in brief

Lebanon berada di antara Suriah dan Israel di Mediterania. Negara ini menjadi negara terkecil di Timur Tengah dengan luas hanya 10.000 kilometer persegi (3.900 mil persegi).

Negara ini dianggap relatif liberal meski wilayah lainnya cukup konservatif. Namun peran agama tetap penting.
Pemerintah bahkan membentuk 18 komunitas agama, berdasarkan kesepakatan sekte-sekte utama. Sebagai republik parlementer, Lebanon memiliki proposi Muslim dan Kristen yang rata.

Dalam pakta nasional kemerdekaan tahun 1943, presiden negara itu haruslah Kristen Maronit, sedangkan perdana menteri haruslah Muslim Suni. Sedangkan Kepala Parlemen adalah Muslim Syiah.

Terjebak Perang

Lebanon sudah dilanda perang Saudara sejak 1975 dan 1990. Bahkan negeri itu sempat di bawah dominasi Suriah selama beberapa dekade hingga mundur pada 2005.

Lembaga politik Lebanon sudah lama lumpuh karena perselisihan antara kubu pro dan anti-Suriah. Di 2013, gerakan Syiah Hizbullah mengumumkan bertempur melawan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan makin memecah belah negara itu.

Berulang kali Lebanon diguncang serangan-serangan. Ini tak hanya terjadi di wilayah-wilayah perbatasan tapi juga Beirut.

Bahkan konflik yang terjadi di Suriah juga membuat Lebanon banjir pengungsi. Tercatat negara berpenduduk 4,5 juta jiwa itu telah menjadi tempat 1,5 juta warga Suriah mengungsi.

Negara tersebut sudah berulang kali membunyikan alarm, bersama organisasi internasional terkait “derita” yang dialami. Bukan hanya beban ekonomi, beban sosial juga ditanggung negara itu.

Terlilit Utang

Pada Maret 2020, Lebanon mengumumkan kegagalan mereka membayar utang. Dari data Standard and Poor’s (S&P), utang Lebanon menembus US$ 92 miliar atau sama dengan hampir 170 persen dari produk domestik bruto.

Ini menjadikan Lebanon negara dengan rasio utang tertinggi di dunia. Di Mei, Lebanon melakukan negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk meminta bantuan namun pembicaraan hingga kini masih mengantung.

Ekonomi yang buruk ditambah pula dengan situasi politik yang tak kondusif. Sejak Oktober 2019, protes terus mengguncang Lebanon karena sistem yang korup dan dianggap tak kompeten.

Ini membuat negara tersebut tertinggal dalam sejumlah hal. Bahkan hal penting untuk hajat hidup warganya mulai dari pasokan air, produksi listrik, dan pengolahan limbah.

Sebenarnya di 2018, harapan muncul melalui konferensi Paris. Di mana ada janji bantuan untuk Lebanon hingga US$ 11 miliar. (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *