Manfaat Jaminan Sosial di Asia Terus Didorong Lebih Luas

NUSA DUA (iHalal.id) — Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto  mendorong lembaga jaminan sosial ketenagakerjaan di Asia bergabung ke dalam Asia Worker’s Compensation Forum (AWCF) agar menjadi lebih besar, berkembang dan memberi manfaat lebih luas. Saat ini, AWCF yang  berdiri pada 2012 beranggotakan 13 institusi penyelenggara jaminan sosial dari 10 negara di Asia.

“Kebutuhan akan perlindungan jaminan sosial bagi setiap individu merupakan hal penting yang mendasari tercapainya kesejahteraan hidup. Untuk dapat selalu memenuhi kebutuhan akan jaminan sosial yang baik. AWCF digelar dengan tujuan untuk mengumpulkan lembaga-lembaga jaminan sosial di Asia dan mendiskusikan kebutuhan jaminan sosial bagi masyarakat di Asia,” kata Agus Susanto, Dirut BPJS Ketenagakerjaan yang juga Chairman AWCS  dalam seminar jaminan sosial, di Nusa Dua, Bali, Selasa (22/1/2019).

AWCF adalah organisasi internasional yang concern terhadap penyelenggaraan program jaminan sosial ketenagakerjaan, khususnya terkait kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. BPJS Ketenagakerjaan sebagai tuan rumah  menyambut baik kesediaan peserta  membahas agenda bagi kesejahteraan masyarakat. Pada kesempatan itu juga akan digelar pemilihan Chairman Ke-4 AWCF periode 2018-2020 menggantikan Agus Susanto.

Seperti diketahui, Agus Susanto menjabat sebagai Chairman AWCF Ke-3 periode 2016-2018. Setiap 2 tahun sekali akan diadakan pemilihan Chairman AWCF dengan kandidat dari institusi-institusi jaminan sosial ketenagakerjaan di Asia. Pada seminar itu menghadirkan  narasumber Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kementerian Ketenagakerjaa Haiyani Rumondang dan pejabat Kemnaker lainnya Lena Kurniawati, Bappenas diwakili oleh Maliki dan Kantor Staf Kepresidenan oleh Bimo Wijayanto.

Narasumber dari organisasi luar negeri di antaranya Datin Azlaily Abd Rahman (Malaysia) yang merupakan representasi dari International Sosial Security Association (ISSA), Markus Ruck (Jerman) mewakili ILO, dan Nobuaki Fujii (Jepang) dari JICA. Hadir pula praktisi dan ahli terkait kesehatan kerja, yaitu Dr. dr Dewi S Soemarko MS., SpOK dari Universitas Indonesia, dan Dr Erdy Techrisna Satyadi, MARS., MKK sebagai expert dalam bidang kesehatan kerja dari IDKI.

Fokus utama pertemuan itu membahas tren pengembangan perlindungan kecelakaan kerja di tengah kondisi revolusi industri 4.0 yang sedang terjadi.  “Tentunya kami akan terus berupaya mendorong segala sesuatu terkait  pemberian manfaat, seperti dari sisi regulasi. Hadirnya lembaga-lembaga jaminan sosial Asia ini menjadi tonggak penting lahirnya inovasi-inovasi yang tentunya akan menguntungkan masyarakat, khususnya pekerja,” katanya.

Agus berpesan menduduki jabatan di bidang jaminan sosial bukan melulu tentang menciptakan inovasi dan memberikan masukan atas regulasi. “Namun bagaimana kita sebagai individu peka terhadap isu sosial di sekeliling kita yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengajukan atau memberi masukan terhadap regulasi.”

“Sebagai lembaga yang memberikan perlindungan bagi pekerja Indonesia tentunya kegiatan hari ini merupakan sumbangsih kita kepada masyarakat Asia untuk memahami pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan. Semoga apa yang dibahas hari ini memberikan semangat baru dan harapan yang lebih baik bagi pelaksanaan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan ke depannya”, tutur Agus.(Sat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *