JAKARTA (iHalal.id)—Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional Prof. Ir. H. Muhammad Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Sc., Ph.D., menyampaikan BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) selalu berusaha hadir di tengah-tengah para penyintas bencana yang melanda wilayah Indonesia.
Hal tersebut dilakukan karena BAZNAS Tanggap Bencana memiliki tujuan untuk melayani dan memberi arti bagi kemuliaan setiap penerima manfaat (mustahik) yang terdampak bencana.
“BAZNAS Tanggap Bencana selalu berusaha menjadi yang terdepan untuk membantu dan melayani Mustahik yang terkena bencana di Indonesia,” kata Prof Nadra dalam pengajian Berbagi Ilmu Berbagi Pengalaman yang diselenggarakan oleh Pusdiklat BAZNAS RI dan disiarkan melalui kanal Youtube BAZNAS TV, Selasa (13/8/2024).
Selain itu, kata Prof Nadra, upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) juga harus tetap dilakukan dengan lebih gencar untuk menguatkan kapasitas dan mengurangi kerentanan. Kemudian, untuk meminimalisir risiko untuk menghindari ancaman yang bisa sewaktu-waktu muncul, kapan dan di mana saja.
“Dengan hadirnya BTB semoga dapat mewujudkan setiap harapan para mustahik yang terdampak bencana, untuk hidup layak dikawasan hunian yang sehat” kata dia.
Sementara itu, Kepala Divisi Kebencanaan BAZNAS RI Dian Aditya Mandana Putri menyampaikan, saat ini BTB bertugas mengurangi dampak bencana yang mengakibatkan kemiskinan dan menekan risiko kemiskinan akibat bencana.
Sebab menurutnya, bencana selalu menimbulkan dampak krisis kemanusiaan dan dinilai menjadi keadaan tidak nyaman. Sehingga, belas kasih merupakan reaksi dari potret krisis kemanusiaan yang terlihat.
“Terlebih jika bencana terjadi secara tiba-tiba sehingga krisis kemanusiaan atau dampak bencana menjadi semakin parah,” jelasnya.
Karenanya, selain merespon darurat terhadap dampak bencana, BTB juga memberikan bantuan masa pemulihan pasca bencana melalui program pemulihan ekonomi, pendidikan, hingga perbaikan tempat tinggal.
Selain itu, BTB memiliki beberapa strategi dalam melakukan aksinya. Diantaranya strategi berbasis Kerelawanan. “Strategi ini untuk mengakomodir keterlibatan masyarakat luas dalam kepedulian terhadap korban bencana dan menjunjung tinggi nilai-nilai kesukarelawanan,” kata dia.
Selanjutnya, strategi Berbasis Komunitas. Di mana program BTB dilaksanakan dengan sasaran mustahik/penerima manfaat yang berada dalam suatu wilayah geografis tertentu atau suatu tempat karena bencana atau karena rawan bencana dan dalam berbagai bentuk kegiatan yang disepakati bersama komunitas tertentu.
Selain itu, terdapat strategi Berbasis Riset dan Edukasi dengan menyelenggarakan program pengurangan risiko bencana dan aktif mengampanyekan pengurangan isu-isu pengurangan risiko bencana dalam rangka pengurangan kemiskinan dan menanggulangi kemiskinan.
Dengan adanya strategi tersebut, lanjut dia, BTB diharap menjadi lembaga tanggap bencana yang handal dalam pengurangan risiko bencana, kuat membangun kemandirian masyarakat dalam situasi bencana dan cepat memberikan bantuan darurat.(Den)