Menpar Arief Yahya Canangkan Dua Target Wisata Halal Dunia 2019

JAKARTA (iHalal.id) — Menteri Pariwisata (Menpar) mencanangkan dua target wisata halal di tahun 2019 yakni mencapai pertumbuhan tinggi (sustainable growth) dan berada di ranking pertama sebagai destinasi pariwisata paling ramah terhadap wisatawan muslim dunia versi Global Muslim Travel Index (GMTI).

“Tahun depan kita menargetkan 5 juta wisatawan halal tourism dunia atau tumbuh 42% dari tahun ini sekitar 3,5 juta. Target kunjungan wisman halal tourism itu mencapai 25% dari target 20 juta kunjungan wisman,“ kata Menpar Arief Yahya dalam acara peluncuran Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019 di di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kamis siang (07/12).

Menpar Arief Yahya didampingi Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Kemenpar Riyanto Sofyan, CEO CrescentRating & Halal Trip Fazal Bahardeen, dan Direktur Mastercard Indonesia Tommy Singgih pada kesempatan itu menjelaskan, pertumbuhan tinggi pariwisata halal Indonesia sangat diperlukan untuk menyakinkan pelaku bisnis terhadap bisnis halal tourism di Tanah Air yang memiliki 3S menarik yaitu size marketnya lebar, sustainable growth-nya tinggi, dan spread labanya besar. “Selama ini kita selalu kalah dengan pesaing dari negara tetangga kita baik dari size dan growth-nya,” kata Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya mengatakan, Indonesia menargetkan menjadi destinasi wisata halal terbaik dunia 2019. “Kita tahun depan ingin menjadi ranking pertama sebagai destinasi pariwisata paling ramah terhadap wisatawan muslim dunia versi GMTI. Saat ini kita di peringkat ke-2 bersama-sama dengan Uni Emirat Arab, sedangkan sebagai peringkat pertama adalah Malaysia,” kata Menpar Arief Yahya Arief seraya mengatakan, dengan naiknya Indonesia berada di peringkat pertama akan memudahkan kita dalam merebut pasar wisata halal global yang diproyeksikan jumlah pengeluarannya mencapai US$ 220 miliar pada 2020 mendatang.

Fazal Bahardeen mengatakan, Indonesia mempunyai peluang besar untuk mewujudkan itu. “Melihat keindahan alam dan kekayaan budayanya, pariwisata menawarkan peluang pertumbuhan yang besar bagi Indonesia. Dengan posisinya sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki infrastruktur inti dan juga lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan muslim,” kata Fazal.

Peringkat 10 Destinasi Versi IMTI 2018

Tommy Singgih mengatakan, Indonesia secara konsisten berusaha meningkatkan posisinya di GMTI, “Bila tahun 2015 berada di peringkat 6 dunia, tahun 2017 meningkat di peringkat 3, dan tahun 2018 berada di peringkat ke-2 bersama-sama dengan Uni Emirat Arab,” kata Tommy.

Konsistensi ini terus berlanjut dalam upaya menuju peringkat pertama. Untuk ini Kemenpar bekerjasama Crescentrating–Mastercard meluncurkan program IMTI untuk menentukan peringkat destinasi wisata halal di Indonesia yang paling ramah terhadap wisatawan muslim dengan kriteria yang ditetapkan sebagaimana yang digunakan oleh Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) yang menggunakan kreteria ACES (Access, Communications, Environment and Services).

Ada 10 provinsi yang termasuk dalam indeks (IMTI) tahun ini yaitu Aceh, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Lombok (Nusa Tenggara Barat). Dari 10 destinasi tersebut IMTI menetapkan Lombok berada diperingkat pertama kemudian diikuti Aceh, dan Jakarta. Selanjutnya Sumbar, Yogya, Jabar, Jatim, Jabar, dan Sulsel.

Menurut laporan GMTI 2018 pengeluaran wisatawan muslim global diproyeksikan mencapai US$ 220 miliar pada tahun 2020 dan diperkirakan akan tumbuh lebih dari US$ 80 miliar sehingga mencapai US$ 300 miliar pada 2026 mendatang. Tahun 2017 ada 131 juta kedatangan pengunjung Muslim secara global atau naik dari 121 juta pada tahun 2016, sedangkan tahun 2020 diproyeksikan tumbuh menjadi 156 juta atau mendacapai 10% dari segmen perjalanan. (Sat)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *