Nasehat Hidup

Oleh: H. Idat Mustari *

Kunasehati diriku dan juga mungkin dirimu bahwa saat seseorang bangun dari tidurnya di pagi hari, itu adalah cara Allah memberi kesempatan kepadanya untuk hidup.

Allah beri kesempatan kepada orang itu untuk hidup dengan penuh makna. Allah beri kesempatan pada orang itu untuk menebus kesalahannya dengan hidupnya.

Allah beri kesempatan pada orang itu menghapus dosa-dosanya dengan hidupnya.
Namun sayang orang itu tidak menyadarinya, hingga mensia-siakan kesempatan yang diberikan oleh Allah kepadanya. Dan boleh jadi orang yang tidak menyadarinya itu adalah aku dan mungkin juga dirimu.

Syekh Abdul Qadir Jailani bernasihat,” Pergunakan kesempatan dan peganglah pintu kehidupan ini selama masih terbuka. Pasalnya, tak lama lagi pintu akan tertutup. Pergunakan kesempatan untuk berbuat kebaikan, selagi engkau mampu melakukannya. Pergunakan pintu ampunan dan masuklah kedalamnya selama pintu itu terbuka untuk kalian. Pergunakan pintu doa selama pintu itu terbuka untuk kalian. Pergunakan pintu kerumunan teman-teman kalian yang saleh selama pintu itu terbuka untuk kalian.”

Orang yang telah mati, saat dirinya dibicarakan buruk oleh orang lain , tak bisa lagi membela dirinya. Orang telah mati, tak lagi bisa berdoa untuk dirinya ataupun untuk anak-anaknya. Orang telah mati, tak lagi bisa berjamaah di masjid. Orang telah mati tak bisa lagi melakukan sedikitpun kebaikan untuk menghapus kesalahannya. Orang telah mati tak bisa melakukan apa-apa, bahkan penyesalanya tak berguna sama sekali.

Oleh karena itu, masihnya hidup ini harus kita syukuri dengan cara gunakan kesempatan kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Berdoalah sebelum tak lagi bisa berdoa. Bekerjalah sebelum tak lagi bisa bekerja. Mohon ampunlah sebelum pintu ampunan tertutup rapat-rapat.

Selagi masih diberi kehidupan ingatlah pesan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib karamallahu wajhah pernah berkata,” Jangan pernah buat seseorang menyesal karena pernah mengenalmu, tapi buatlah dia menyesal karena dia kehilangan sosok sepertimu.” Semoga saja itu adalah aku dan dirimu.

* Pemerhati Agama & Sosial, Advokat, tinggal di Bandung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *