Oleh: Mohamad Joban, MA.*
Kalau kita menyaksikan apa yang terjadi baru-baru ini di Palestina terutama di Gaza secara dzhohir mungkin kita bertanya dimana Tuhan? Kenapa Dia membiarkan ratusan korban berjatuhan, di antaranya banyak anak kecil dan kaum wanita?
Imam Muhamad A. Joban, MA. (kedua dari kiri) berfoto bersama para pengunjuk rasa, usai aksi Bela Al-Aqsho dan Palestina hari ini Sabtu (22/05) waktu setempat di Seattle Amerika Serikat. (Foto: Dok. Pribadi).
Pertanyaan seperti ini pernah diajukan oleh Khabab bin Arat ketika kaum Muslim banyak yang disiksa dan dihina di kota Makkah. Ketika itu Khabab bertanya: “Wahai baginda Rasul! Bukankah kita ada pada yang hak? Tapi kenapa keadaan kita seperti ini?” Nabi ﷺ menjawab: “Bersabarlah wahai Khabab, tahukah kamu bahwa ada di antara umat yang terdahulu yang disiksa dengan diletakkan badannya semuanya dalam lobang, tinggal kepalanya. Kemudian kepalanya disisit pelan-pelan dengan pisau, namun iman mereka tidak goncang, mereka tetap dalam kebenaran sampai mati syahid. Kemenangan pasti akan datang, nanti kamu akan menyaksikan orang akan berjalan dari Yaman ke Madinah dalam keadaan tenang, aman tidak merasa takut apa-apa”.
Dalam aksi Bela Al-Aqsho dan Palestina juga turut hadir utusan dari Washington DC, Firdaus Kadir (bertopi paling kiri) serta para mantan pejuang muslim asal Ereteria. (Foto: Dok. Pribadi).
Oleh karena itu saya ingin mengajak Anda untuk merenung sejenak dan menaruh kepercayaan yang teguh kepada Allaah dan selalu optimis.
Ketahui bahwa:
1. Kekuatan politik atau kekayaan dunia adalah bukan merupakan tanda akan keridhoan Allaah SWT.
Dan juga kekalahan politik atau kefakiran bukan tanda bahwa Allaah tidak suka atau lagi marah. Malah kadang-kadang sebaliknya, Allaah telah memberi kekuatan dan dunia kepada Firaun dan orang-orang dzholim, tapi justru Allaah membenci mereka.
Karena sesungguhnya izzah atau kemulian itu hanya ada pada Allaah, pada Rasul-Nya dan pada mereka yang beriman. Bukan pada kekayaan dunia. Mungkin saja ada orang di atas bumi ini tidak dikenal atau dihina dan tidak ada yang menganggapnya. Tapi di sisi Allaah dia orang yang mulia dan tinggi derajatnya.
Sebab apa saja yang berkaitan dengan dunia, Allaah memberikannya kepada siapa saja. Apakah dia orang baik ataupun orang buruk, orang beriman atau orang kafir.
كُلًّا نُّمِدُّ هَٰٓؤُلَآءِ وَهَٰٓؤُلَآءِ مِنْ عَطَآءِ رَبِّكَ ۚ وَمَا كَانَ عَطَآءُ رَبِّكَ مَحْظُورًا
“Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi.” QS 17:20
Memang untuk mendapatkan izzah dan kemenangan itu terkadang memerlukan waktu yang cukup lama.
Berapa banyak para sahabat yang tidak ikut menyaksikan kemenangan Fatah Makkah atau menyaksikan hasil dari pengorbanan dan kesabaran mereka, seperti Sumayah dan Yasir.
Dan ketika mereka disiksa dan sampai dibunuh Nabi ﷺ tidak bisa berbuat apa-apa. Beliau hanya berkata: “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, engkau telah dijanjikan surga”.
Jadi sekali lagi kemuliaan di dunia ini tidak ada hubungannya dengan apakah Allaah SWT ridho atau tidak.
Israel dari segi kepemilikan kekuatan dan keduniaan jauh lebih besar dari kaum mujahidin di Gaza. Apakah berarti Allaah ridho dengan mereka? Tentu tidak.
Malah justru orang yang dicintai oleh Allaah banyak mendapatkan ujian dalam hidupnya.
Seperti dikatakan dalam sabda Nabi ﷺ: “Kalau Allaah mencintai seseorang maka Allaah akan mengujinya”.
Ujian itu pada umumnya imma untuk menghapuskan dosanya atau untuk meningkatkan derajatnya di akhirat nanti.
- Kita harus percaya akan janji Allaah SWT.
Oleh karena itu kita harus yakin bahwa aspek positif dari apa yang terjadi lebih besar dari aspek negatif. Memang betul penderitaan yang mereka alami seperti banyaknya korban- terutama di kalangan anak-anak dan wanita- cukup menyakitkan.
Namun tetap kita yakin bahwa segi positifnya jauh lebih besar. Hal itu baru bisa kita rasakan kalau kita memiliki keyakinan akan kekuatan Allaah dan mempercayai janji-Nya.
Ketika terjadi apa yang disebut dengan ‘Hadith Ifik” (yaitu peristiwa ketika Siti Aishah difitnah oleh orang-orang munafiq), Allaah malah berfirman:
لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَّكُم ۖ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ
“Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu.” QS 24:11
Demikian juga setelah perang Uhud dimana kaum muslimin kalah dalam peperangan itu, Allaah berfirman:
وَلَا تَهِنُوا۟ فِى ٱبْتِغَآءِ ٱلْقَوْمِ ۖ إِن تَكُونُوا۟ تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ ۖ وَتَرْجُونَ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allaah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allaah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” QS 4:104
Dalam ayat lain Allaah berfirman:
كَتَبَ ٱللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا۠ وَرُسُلِىٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِىٌّ عَزِيزٌ
“Allaah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesungguhnya Allaah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. QS 58:21
Bahwa kepedihan dan penderitaan yang dialami mereka sebetulnya mengandung aspek positif. Diantaranya adalah dengan penderitaan tersebut, orang menjadi kembali kepada Allaah dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Karena ada sebagian orang kalau semuanya berjalan dengan baik dan lancar lupa kepada Allaah dan hatinya menjadi keras.
Setelah Bani Israil mengalami penderitaan yang begitu lama, Allah berfirman:
وَنُرِيْدُ اَنْ نَّمُنَّ عَلَى الَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا فِى الْاَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ اَىِٕمَّةً وَّنَجْعَلَهُمُ الْوٰرِثِيْنَ ۙ
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)” QS 28:5
Jadi kesimpulannya bahwa kalau Allaah ingin memberikan kemenangan dan kejayaan kepada suatu umat, maka pemberian itu diberikan setelah umat itu melalui proses pengorbanan dan penderitaan.
Di situlah biasanya muncul pemimpin yang sebenarnya, seperti Shalahuddin Al-Ayubi muncul dalam keadaan seperti itu. Pada saat umat Islam mendapat serangan dari semua penjuru.
Maka harapan kita semoga dari apa yang terjadi akan melahirkan pemimpin yang hakiki, yang mampu membawa kedamaian dan dihargai oleh semua orang. Allaahumma Aamiin.
Sunnatullah
Dan hal ini adalah merupakan sunnatullah, berarti bukan hanya berlaku untuk Muslim saja, tapi juga untuk siapa saja yang mengikutinya.
Seperti Mahatma Ghandi, Nelson Mandela, dan Martin Luther King. Setelah bertahun-tahun mereka berjuang, berkorban, dan bekerja keras, akhirnya mereka mencicipi hasilnya.
Tambang Emas
Seperti tambang emas, kalau mau dijadikan emas 24K mesti dibakar dahulu dengan api yang panas sekali.
- Pertanyaannya sekarang adalah: Apa kewajiban kita?
Seyogianya apa yang terjadi seharusnya membangkitkan kita untuk merenung dan berbuat sesuatu.
Pertama kita harus besyukur kepada Allaah atas segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita setiap detik.
Kita alhamdulillah hidup di negeri dalam keadaan aman, sehat afiat. Dan segala yang kita perlukan tersedia, baik sandang maupun pangan. Namun kadang-kadang keadaan seperti ini membuat kita terlena dan lupa akan penderitaan yang dialami oleh para mujahidin.
Kadang-kadang kita jadi manja, terlena dalam kenikmatan. Mudah-mudahan Allaah mengampuni kita. Allaahumma Aamiin.
Jadi penderitaan dan cobaan itu sebetulnya mengandung banyak rahmat dan hikmat.
- Simpati
Kalau kita sampai tidak merasakan apa yang dialami oleh saudara-saudara kita di sana, maka kita harus mengecek iman kita. Paling tidak, kita harus merasakan apa yang mereka rasakan. Dan mengangkat tangan kita sambil mendoakan mereka agar diberi kesabaran, ketabahan, dan kemenangan. Allaahumma Aamiin.
- Sebetulnya apa yang terjadi sebagai sarana untuk mengetahui siapa sebenarnya orang-orang sidiqin dan siapa orang yang munafiqin.*
Seperti yang dinyatakan oleh Allaah setelah perang Uhud:
وَلِيُمَحِّصَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَيَمْحَقَ ٱلْكَٰفِرِينَ
“Dan agar Allaah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir.” QS 3:141
Dengan adanya konflik ini kita bisa membedakan siapa itu para mujahidin, dan mereka yang menjual dirinya dan agamanya dengan harga yang murah. Itulah orang-orang munafiq, hanya demi untuk kedudukan dan kekuasaan mereka mengadakan perdamaian dengan musuh Allaah yang merampas tanah orang Palestina.
Mereka bersekongkol dengan musuh Allaah melawan Allaah dan Rasul-Nya.
Dengan kejadian ini kita jadi bersyukur bisa mengenal orang-orang yang berkhianat dan bersekongkol dengan musuh.
Kalau tidak karena Hadith Ifik, Nabi ﷺ dan sahabatnya tidak mengenal betul tentang siapa sebenarnya kepala orang-orang munafiq itu. Dan mereka tidak akan mengenal hakikat dari Abdulllah Ibn Salul dedongkot munafiqin.
Memang orang-orang munafiq itu sudah pada meninggal. Namun sayang mereka bisa meninggalkan generasi penerus mereka yang kita saksikan dewasa ini.
Dan itu semua sesuai dengan ramalan Nabi ﷺ, yang mana beliau meramalkan, bahwa nanti akan ada setan-setan manusia yang berbicara dengan bahasa kalian dan tidak beda jauh dengan kalian. Namun mereka mempunyai karakter syaithon.
Mereka adalah para pemanggil di pintu-pintu Jahannam.
Jadi sekali lagi apa yang terjadi di Palestina lebih banyak positifnya dibanding negatifnya. In Syaa Allaah.
- Di samping itu dengan peristiwa di atas kita bisa mengenal hakikat dan keutamaan negeri Syam.
Palestina ada di jantungnya negeri Syam, terutama Masjid Al-Aqsho.
Adapun keutamaan Masjid Al-Aqsho
- Qiblat pertama umat Islam.
- Masjid yang kedua yang dibangun di atas bumi setelah Masjid Al-Haram.
- Tempat yang penuh barakah juga di sekitarnya.
- Tempat pertemuan Nabi Muhammad ﷺ dan semua para Nabi dalam perjalanan Miraj.
- Nabi Musa, as meninggal di dekat Masjid Al-Aqsho.
- Nabi ﷺ menganjurkan untuk sholat di masjid tersebut.
- Pahala sholat dilipatgandakan sampai 500x.
- Nabi Sulaiman, as berdoa agar yang sholat di Masjid Al-Aqsho dihapuskan semua dosanya.
Penutup
Sebagai penutup saya ingin menyampaikan hadits yang merupakan ramalan Nabi Muhammad ﷺ:
Dari al-Mughirah ibn Syu’bah, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang membela (kebenaran) hingga ketetapan Allaah datang kepada mereka dan mereka dalam keadaan menang.”
Ketika Nabi ﷺ ditanya di mana sekelompok manusia itu berada? Nabi ﷺ menjawab: “Di sekitar Masjid Al-Aqsho” (Gaza, Nablus, Hebron, dan Daratan Barat).
- Imam Masjid Ar-Rahmah Redmond
Seattle Amerika Serikat.