Pencitraan dalam Pemilu

Oleh : Idat Mustari*

Sulit rasanya bagi siapapun yang akan mengikuti pesta demokrasi yakni Pemilu di tahun 2024 jika elektabilitas dan popularitasnya rendah. Mereka yang akan memenangkan Pemilu adalah yang rating elektabilitas lebih besar dibandingkan para lawan politiknya. Upaya mendongkrak elektabilitas adalah lewat popularitas, sebab yang popularitasnya tinggi cendrung peluang elektabilitasnya besar.

Bagi selebritas dan atau calon Incumbent tak terlalu pusing dengan popularitas sebab sudah populer di masyarakat. Tetapi bagi mereka (politikus) pendatang baru di arena Pemilu harus bekerja keras agar popular di kalangan masyarakat. Salah satu cara agar popularitas tinggi adalah memakai ilmu pencitraan.

Arti kata Pencitraan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah proses, cara membentuk citra mental pribadi atau gambaran sesuatu. Arti lainnya dari pencitraan adalah penggambaran. Dengan kata lain, Pencitraan adalah usaha untuk menonjolkan citra diri yang baik kepada publik.

Pencitraan menjelang Pemilu yang dilakukan oleh para caleg, calon Kepala daerah hingga Capres (Calon Presiden) adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan. Pencitraan jadi salah ketika yang ditampilkan di media luar ruang hingga media massa dan media sosial adalah menampilkan sesuatu yang sama sekali berbeda dengan kondisi aslinya. Pencitraan yang penuh kepalsuan dan kepura-puraan.

Pencitraan yang baik adalah yang memang sebenarnya, yang apa adanya alias jujur, tidak pura-pura dan bohong. Pencitraan yang memikat hati publik bisa mendorong publik untuk mendukung dan memberikan suaranya kepada kandidat dalam Pemilu. Publik tidak selamanya memilih kandidat karena visi-misinya yang menarik melainkan karena kesan pertama yang diperoleh karena bagusnya kemasan sang kandidat.

Popularitas yang tinggi tak bisa ujug-ujug. Butuh perjuangan, waktu dan biaya. Jadi bagi para politikus baru perlu diingat bahwa sangat tidak mungkin popularitas dibangun semalam, kecuali “bisa menendang perahu berubah jadi gunung.”Artinya Popularitas harus dibangun jauh-jauh hari.

Pada akhirnya target akhir dari pencitraan adalah mendongkrak elektabilitas. Jika target ini tidak tercapai berarti ada yang salah dalam mengemas.

*Pemerhati Sosial dan Advokat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *