CIREBON (iHalal.id) — Merdeka Belajar dapat meningkatkan Transformasi Mutu Pendidik untuk lebih kreatif, efisien dan inovatif. Bahkan Transformasi Mutu Pendidik juga dapat membantu kualitas Bonus Demografi dalam rangka mewujudkan Generasi Emas di tahun 2045.
Hal ini mengemuka dalam acara Workshop Pendidikan; “Transformasi Pendidikan dalam meningkatkan Mutu Pendidik yang Kreatif, Inovatif dan Efisien melalui Merdeka Belajar “, dalam rangka Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI di Kabupaten Cirebon Jawa Barat, bekerja sama dengan Kemendikbud Ristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi–red) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, hari ini (23/24) di Cirebon Jawa Barat.
Dr. H. Hediyana Yusuf, MM., Ketua Dewan Pendidikan Kota Cirebon mengatakan, dalam dunia Pendidikan, peran Pendidik sangat menentukan mutu pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, Hediyana yang juga Ketua Yayasan Pengembangan Ilmu Mahardika Cirebon berharap Transformasi Pendidikan melalui Merdeka Belajar ini dapat segera di implementasikan.
“saya rasa Program ini (Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek–red) sangat membantu meningkatkan mutu Bonus Demografi dalam mewujudkan Generasi Emas di tahun 2045”, jelas Hediyana kepada iHalal.id melalui pesan WA hari ini (23/24).
Seperti diberitakan, Indonesia merupakan negara peringkat keempat yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk di Tanah Air terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Jumlah penduduk Indonesia mencapai 275,36 juta jiwa pada Juni 2022. Dari jumlah tersebut, ada 190,83 juta jiwa (69,3%) penduduk Indonesia yang masuk kategori usia produktif, 67,16 juta jiwa (24,39%) penduduk usia belum produktif dan sebanyak 17,38 juta jiwa (6,31%) merupakan kelompok usia sudah tidak produktif. Dengan komposisi jumlah penduduk tersebut, maka rasio ketergantungan/beban tanggungan (depency ratio) sebesar 44,3%. Artinya setiap 100 jiwa penduduk usia produktif menanggung sebanyak 44-45 jiwa penduduk usia tidak produktif.
Di Jawa Barat sendiri penduduk usia kerja di perkotaan naik setiap tahunnya. Sementara jumlah penduduk usia kerja di pedesaan cukup fluktuatif. Penduduk usia kerja lebih banyak di perkotaan daripada di pedesaan.
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk usia kerja di Jawa Barat, ternyata jumlah lowongan kerja di Jawa Barat juga meningkat. Puncaknya di tahun 2021 meningkat sebanyak 143.707 yang sebelumnya sempat turun di tahun 2020 dampak dari Covid-19. Selanjutnya, jumlah lowongan kerja di Jawa Barat naik 14,97% di tahun 2022 dari tahun sebelumnya. Akan tetapi, meskipun ada kenaikan tersebut, lowongan pekerjaan masih belum mencukupi bila dibandingkan dengan banyaknya individu yang sedang mencari pekerjaan.
Tetapi, jika bonus demografi ini tidak dipersiapkan dan dimanfaatkan dengan baik, maka akan membawa dampak buruk terutama masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi. Untuk mengantisipasi dampak negatif tersebut, salah satunya adalah melalui Pendidikan.
Hadir juga dalam Workshop Pendidikan; “Transformasi Pendidikan dalam meningkatkan Mutu Pendidik yang Kreatif, Inovatif dan Efisien melalui Merdeka Belajar “, antara lain Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud Ristek RI Prof. Dr. Nunuk Suryani, Mp.D., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cirebon H. Ronianto, S.Pd., MM., Ketua Komisi X DPR RI H. Syaiful Huda, Ketua Bidang Yayasan Pendidikan Islam Jagasatru Habib Abdul Hamid Yahya. (gaf).