Perhatikan Anak-Anakmu


Oleh ; Idat Mustari*

Alquran mengajarkan pada setiap orang tua untuk memperhatikan masa depan putra-putrinya. Harus ada rasa hawatir tentang bagaimana masa depan mereka. Allah Swt berfirman :”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.” (QS. An-Nisa : 9).

Menurut ahli tafsir sebab ayat ini turun berkenaan dengan permintaan Sa’ad bin Abi Waqqash ra., yang suatu saat sedang sakit keras, kepada Rasulullah saw. Kala Rasulullah saw datang menjenguk, Sa’ad ra. Berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku tidak memiliki ahli waris kecuali seorang anak perempuan. Aku boleh mengifakkan dua pertiga dari hartaku ?’ ‘Tidak boleh, ‘Jawab Rasul saw. ‘Separuh, ya Rasul ?’ ‘Tidak, Jawab Rasul saw. Lagi. ‘Jika sepertiga, ya Rasul ?’ ‘Rasul saw. Mengizinkan, ‘’Ya, sepertiga juga sudah banyak. Rasul saw. Lalu bersabda, ‘Lebih baik kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan daripada miskin yang meminta-minta kepada manusia.’ (HR. Bukhari dan Muslim).

Maka berdasarkan asbabun nujul ayat itu, setiap orang tua berkewajiban mendidik—membuat anak-anak yang kuat secara ekonomi. Tentu tak sekedar kuat secara ekonomi tapi juga harus kuat ilmunya, kuat imannya, kuat ibadahnya. Sebab tak jarang ada anak yang berhasil secara ekonomi tapi rapuh imannya, gagal jadi manusia soleh.

Orang tua yang memiliki anak yang berhasil secara ekonomi (berkecukupan) dan juga kuat ibadahnya, ilmunya dan hartanya bermanfaat bagi anak-anak yatim dan orang miskin, mengalir dari mulutnya doa, “Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani saghir.” itulah wujud dari doa : “Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a’yun, waja’alna lil muttaqina imama.” “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqon: 74).

Semoga Allah mentakdirkan anak-keturunan kita menjadi manusia yang soleh,yang membuat kita bisa tersenyum di sini (dunia) juga kelak di sana (akherat). Aamiin Ya Rab…

*Pengamat Sosial dan Agama, Pengacara, tinggal di Bandung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *