JEDDAH (iHalal.id) — Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah menyelenggarakan kegiatan kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) serentak di tiga tempat, yaitu KJRI Jeddah, Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ) dan Sekolah Indonesia Makkah (SIM).
Penambahan tempat penyelenggaraan kegiatan dilakukan untuk merespon tingginya animo Warga Saudi dan ekpatriat yang tinggal dan bekerja di Arab Saudi untuk belajar bahasa Indonesia.
Tercatat sebanyak 368 orang termasuk dari ekpatriat yang berasal dari 15 negara mendatarkan diri untuk batch (angkatan) kedua program BIPA 2019 ini. Namun, hanya 310 peserta yang diterima untuk menjadi peserta berdasarkan seleksi berkas dan alasan kuat mempelajari Bahasa Indonesia.
Di hadapan peserta, Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Dr. Mohamad Hery Saripudin, menegaskan bahwa seiring meningkatnya interaksi bangsa Saudi dan Indonesia, Bahasa Indonesia kian diminati untuk dipelajari.
“Yang membanggakan bagi saya, Bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa pergaulan. Saya menangkap ada sesuatu yang bermanfaat dengan belajar bahasa Indonesia,” ungkap Konjen acara pembukaan Program BIPA batch di 2019 yang berlangsung Selasa malam, 28 Oktober di Aula Gedung Pelayanan Terpadu KJRI Jeddah.
Konjen lebih lanjut menyampaikan bahwa pembukaan program BIPA bagian kedua ini terasa istimewa karena bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda. Momen bersejarah ini mendeklarasikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan lebih dari 650 bahasa daerah yang tidak saling dimengerti oleh satu sama lain.
“Hari ini tanggal 28 Oktober merupakan hari sumpah pemuda. Pada 1928 atau sekitar 91 tahun yang lalu para pemuda Indonesia mendeklarsikan, kami bangsa Indonesia berbahasa satu bahasa Indonesia,” ujar Konjen Hery.
Dikemukan oleh Pelaksana Fungsi Pensosbud-1, Agus Muktamar, selaku koordinator penyelenggara, para peserta terdiri belakang profesi, antara lain dosen, mahasiswa, personel keamanan yang bertugas di Masjidil Haram, petugas keamanan bandara, tentara, pegawai kementerian haji dan profesi lainnya. Angkatan ini agak sedikit berbeda dibanding dengan angkatan sebelumnya, yakni adanya perempuan yang mendaftar dan diterima sebagai peserta BIPA.
Saat diwawancari mengapa tertarik mempelajari Bahasa Indonesia, para peserta mengemukakan alasan beragam.
“Saya ingin belajar Bahasa Indonesia karena sering berlibur ke Indonesia. Saat ini saya tengah menjajaki kemungkinan membuka bisnis dengan Indonesia,” ucap Ibrahim Naser, warga Saudi yang kini tengah mengajar salah satu sekolah di Jeddah.
Lain lagi yang disampaikan Abeer Abdullah. Perempuan muda berwarga Saudi yang kini bekerja di salah satu perusahaan perekrutan tenaga kerja asing ini mengungkapkan, dirinya berlajar bahasa Indonesia karena kerap berinteraksi dengan WNI yang bekerja di Arab Saudi.
Rehab Asaad Abdul Jabbar, mahasiswi King Abdulaziz University, menyatakan dirinya belajar Bahasa Indonesia karena ingin bekerja di Muassasah Haji Asia Tenggara yang melayani jemaah haji dari Indonesia. (Fauzy Chusny, Media Team at Consulate General of the Republic of Indonesia, Jeddah)