oleh: Shamsi Ali*
Manusia itu ada karena Dia Yang Maha Ada. Keangkuhan manusialah yang akan mengingkari adanya Dia. Dan kebodohan yang paling nyata adalah kepura-puraan dalam pengingkaran itu. Karena sesungguhnya fitrah (nurani) insan-insan itu tak pernah dan takkan mampu mengingkari adanya.
Di saat aku berjalan di pinggiran gunung bebatuan, menuju terowongan Al-Mu’aeshim kemarin siang, dalam guyuran hujan deras dan terpaan angin yang meniup, seolah menampakkan kebesaran Dia Yang Maha Pengendali alam semesta.
Kutatap kemegahan gunung bebatuan di sebelah kiri, dan tenda-tenda jamaah di lembah-lembah yang rendah di sebelah kanan, tersiram air yang bagaikan tumpah ruah dari langit, semakin menguatkan keyakinan itu. Betapa Dia Yang Maha Ada itu menggenggam kekerdilan alam semesta dalam jari-jemari kekuasaaNya.
Didorong oleh keinginan meraih pahala sunnahnya “pilihan tercinta” aku tinggalkan tenda di bawah terik mentari. Kepanasan, kegerahan, keringatan, bahkan mengeluhkan panasnya siang itu.
Tiba-tiba saja semua itu berbalik dalam sekejap. Kini aku berjalan kembali menuju tenda dalam keadaan basah kuyup, merasakan dinginnya terpaan angin di pinggir-pinggir gunung di ujung terowongan itu.
Aku semakin tersadarkan, Dialah yang mengendalikan keadaan. Dialah yang membolak balik keadaan alam. Dia yang membalik kobaran api menjadi istana sementara bagi hambaNya Ibrahim. Dialah yang membalik ganasnya ombak laut merah menjadi jalan-jalan yang menyenangkan bagi hambaNya Musa.
Akupun semakin yakin, ragam tantangan, bahkan penderitaan umat yang seolah tak kunjung berakhir itu, pada masa yang ditentukannya akan dibalik menjadi jalan tapak menuju kemenangan dan kejayaannya.
Tengoklah ke atas. Pandang awan-awan di ketinggian sana. Hadirkan dalam hatimu harapan dan optimisme itu. Setebal apapun awan-awan yang engkau lihat, as-shams (mentari) itu tetap pada dirinya. Terang….dan terus tiada henti memberikan sinar dan kehidupan ke alam sekitarnya.
Mina, 13 Agustus 2019
- Presiden Nusantara Foundation / Travel Nusantara USA
(Keterangan foto: berjalan menuju pelemparan Jumrah di hari kedua Mina)