JAKARTA (iHalal.id) — Direktur Utama Rumah Sakit (RS) YARSI dr. Mulyadi Muchtiar, MARS mengatakan, pelayanan kesehatan terhadap masyarakat melalui rumah sakit, hingga saat dinilai masih kurang. Oleh karena itu, bertambahnya jumlah rumah sakit, apalagi yang dilengkapi dengan fasilitas modern, akan mampu menjawab kebutuhan tersebut.”Kita di sini siap memberikan pelayanan terbaik. Terbaik itu tidak berarti harus mahal. Karena kita kan berhubungan dengan BPJS (Kesehatan), kita tinggal melaksanakan,” ujar Mulyadi di sela-sela Customer Gathering bertajuk “Vascular In A Glance Knowing The Risk and The Prompt Treatments”, di Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Customer Gathering yang diikuti oleh sekitar 100 peserta tersebut di buka oleh Ketua Yayasan YARSI Prof. Dr. H. Jurnalis Uddin PAK. Gathering tersebut memaparkan tentang layanan di RS itu dan diadakan khusus untuk para mitra yang akan bekerja sama dengan RS YARSI yaitu para dokter dari asuransi dan perusahaan.
Tampil sebagai nara sumber, dr Patrianef, Sp.B (K)V yang menyampaikan materi “Bedah Vascular yaitu Minimal Invasif in Vascular Surgery, dr Herawati Isnanijah,Sp.JP (K) FIHA menyampaikan materi “Cathlab uUpdate in cardiovascular diagnostic and treatment”, dan dr Edi Alpino, MKK yang memberikan materi “Layanan terpadu OHC and pre hospital” sebagai bahan kesehatan yang holistik dalam rangka meningkatkan taraf kesehatan dan produktifitas pekerja di perusahaan.
Menurut Mulyadi, RS YARSI yang terletak bersebelahan dengan Universitas YARSI itu di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, mempunyai sejumlah keunggulan yang bisa ditawarkan kepada masyarakat. Tiga aspek penting yaitu pelayanan unggulan, pendidikan, dan penelitian untuk meningkatkan ilmu dan kompetensi.
“Ada tiga keunggulan yang dimiliki. Dari segi pelayanan pasien, RS mempunyai fasilitas medical evacuation baik melalui darat dengan ambulan dan fasilitas evakuasi melalui udara dengan adanya landasan helipad. Didukung pelayanan pasien dengan istilah minimal invasif dan prosedure one day care dimana saat pasien tersebut didiagnosis suatu penyakit dan memerlukan tindakan yang tidak memerlukan rawat inap dapat melakukan hal tersebut dan membantu pasien agar tidak menginap di RS,” ujar Mulyadi.
Dia merasa optimistis, RS baru tipe B yang memiliki 130 dokter yang di antaranya 113 dokter spesialis itu akan disambut masyarakat. “Jakarta yang berpenduduk 10 juta jiwa dan daerah penyangga ibukota yang berjumlah 27 juta jiwa, tentunya membutuhkan RS yang siap memberikan layanan kesehatan,” tambahnya. (Deden Heru)***