JAKARTA (iHalal.id) — Rumania membutuhkan sekitar 2.000 tenaga kerja untuk dipekerjakan di hotel, petugas supermarket, konstruksi, tulang kayu, dan tukang kebun dengan skema penempatannya melalui Private to Privat (P to P). Jumlah pekerja itu di antaranya akan didatangkan dari Indonesia.
“Calon pekerja bisa melamar ke BNP2TKI melalui portal Job BNP2TKI. Kami akan menyeleksi kandidat yang benar – benar serius bekerja ke Rumania,” ujar Deputi Kerja Sama Luar Negeri Dan Promosi, BNP2TKI Elia seusai menandatangani naskah kesepakatan penempatan pekerja Indonesia ke Rumania di kantor Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Senin (19/8/2019). Penandatanganan dilakukan Pimpinan Perusahaan Quassar, Calin Pop dengan Direktur Utama PT. Sukamulia Mandiri Agung, Terence.
Budaya dan etos kerja serta sopan santun pekerja asal Indonesia, menjadi daya tarik bagi negara lain untuk mempekerjakan pekerja Indonesia di berbagi sektor. Dengan sopan santun dan etos kerja itu, pengusaha Rumania tertarik untuk bekerja sama merekrut dan memperkerjakan pekerja Indoesia di negaranya.
“Saat ini ada sekitar 5.000 pekerja dari negara Vietnam yang bekerja di negara kami. Kemudian ada sekitar 200 pekerja yang berasal dari Indonesia. Kami melihat, pekerja asal Indonesia lebih konsisten menekuni pekerjaannya di banding pekerja asal Vietnam. Pekerja dari Vietnam banyak yang melarikan diri,” kata Calin Pop, pengusaha dari Rumania.
Turut menyaksikan penandatanganan itu, Deputi Kerjasama Luar Negeri dan Promosi Elia Rosalina Sunityo, Direktur Kerjasama Luar Negeri Freddy Martin Panggabean, Kasubdit Kerjasama Eropa, Afrika dan Organisasi Internasional Maruji Manullang, Direktur Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN I, Seriulina Tarigan, Direktur Promosi Dwi Anto serta sejumlah pejabat eselon tiga lainnya.
Calin Pop mengatakan, selama berada di Indonesia dirinya bersama Terence telah mengunjungi beberapa kabupaten/kota untuk melihat cara kerja para pekerja konstruksi dan tukang kayu Indonesia. Ia mengaku terarik karena ada etos kerja, sopan santun dan inovasi yang dimiliki pekerja Indonesia. “Setelah kami mengunjungi beberapa daerah, saya tertarik dengan cara kerja pekerja Indonesia dan mereka sangat layak dibawa ke Rumania untuk dipekerjakan,” tandasnya.
Kebutuhan pekerja konstruksi dan tukang kayu di Rumania sangat tinggi. Untuk mengisi lowongan itu, Calin mengatakan akan memastikan kebutuhan masing masing perusahaan di Rumania untuk mempekerjakan pekerja Indonesia serta berkoordinasi dengan pemerintah Rumania terkait dengan peraturan perundang undangan mendatangkan pekerja dari negara lain.
Ia mengatakan, pilot project dari kerja sama ini sangat penting. Artinya, jika hanya satu, lima atau dua puluh pekerja yang ditempatkan sebagai penempatan perdana, itu berarti bahwa mereka hanya menunjukan kualitas pekerja dari Indonesia. “ Kalau kualitas pekerja Indonesia sangat bagus dan bisa memberikan kepercayaan pihak user di negara kami, maka tentu saja kerjasama ini akan tetap berlanjut,” katanya.
Terkait dengan kesejahteraan pekerja di Rumania, Colin menyebutkan, yang terpenting dan yang utama bagi masyarakat Eropah adalah adanya pemberlakuan hak azasi manusia dan adanya kepastian pendapatan yang tinggi.
“Negara Rumania merupakan negara dengan upah minimum antara 600 – 1.000 Euro/ bulan. Tetapi upah itu merupakan suatu pilot project pertama. Upah itu tentu saja akan berkembang sesuai dengan kemampuan pekerja. Selain memberikan upah, perusahaan juga menyediakan asrama dan makan. Bahkan kami juga memberikan asuransi dan training keselamatan dan kesehatan kerja kepada pekerja. Pelatihan ini sangat penting dan inilah perbedaaan kami dengan agency lain,” katanya.
Terkait biaya penempatannya, Calin menyebutkan, perusahaan di Rumania akan menanggung biaya tiket penerbangan, namun untuk biaya pengurusan pasport dan kesehatan dibebankan kepada pekerja. “Mengenai biaya pengurusan visa masih dalam pembahasan. Kemudian untuk pengumpulan biaya dari pekerja harus diketuhi oleh perusahaan di Rumnia. Hal ini penting agar ada transparansi dan tidak ada komplain setelah tenaga kerjanya ditempatkan,” katanya
Untuk menindaklanjuti kerjasama penempatan itu, Direktur Utama PT. Sukamulia Mandiri Agung, Terence mengatakan, akan segera berkunjung ke Rumania untuk memastikan sistem penempatan, termasuk membicarakan beberapa peraturan negara tersebut. “Saat ini yang kami sedang lakukan adalah proses sending job order untuk proses percepatan penempatannya. Dan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Rumania adalah sistem kontrak, dimana kontraknya tergantung dari pekerjaannya,” kataya.
Elia mengatakan, penandatanganan naskah kerjasama penempatan itu merupakan tindak lanjut partipasi BNP2TKI dalam Trade Expo Indonesia di Rumania dan egara lainnya. “Seiring dengan itu, penandatanganan naskah kerjasama itu juga merupakan upaya mensukseskan instruksi Presiden Jokowi untuk meningkatkan penempatan pekerja formal ke luar negeri,” katanya. (Sat)