Sapta Nirwandar Apreasiasi Lukisan Hitam-Putih Romo Mudji

JAKARTA (iHalal.id) — Seni Budaya adalah media universal umat manusia untuk mengekspresikan visi dan potensi diri. Oleh karena itu, seni budaya termasuk lukisan sering dijadikan sarana untuk menyatukan umat manusia lintas suku maupun agama.

Romo Mudjisutrisno (kiri) memberikan karya lukisannya berturut-turut kepada Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2011-2014) Prof. Dr. Sapta Nirwandar (tengah) dan Kurator seni rupa dan pengamat museum Indonesia berdarah Aceh, Merwan Yusuf (kanan). (Foto: Dok. pribadi)

Hal itu disampaikan Wamenparekraf (Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) Prof. Dr. Sapta Nirwandar (2011-2014) kepada iHalal.id melalui WA hari ini 6 Jumadil Awal 1444 H. (1/12).

Sapta yang dikenal dekat dengan kalangan seniman/budayawan, seperti (Alm.) W.S Rendra, Christine Hakim, Iwan Abdurrahman, yakin seni juga dapat menumbuhkan toleransi.

“melalui budaya, termasuk seni, saya merasa nyaman bergaul dengan siapapun dari bangsa apapun dari Agama apapun,” ujar Penasehat utama Menparekraf untuk Wisata Halal.

Oleh karena itu, ketika hari ini (1/12) seorang sahabat, yang juga seniman sekaligus rohaniawan Katholik, Romo Mudjisutrisno mengundangnya untuk hadir dalam acara pameran karya lukisan, Sapta tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Bertempat di Gedung Balai Budaya di Jl. Gereja Theresia No 47, Gondangdia, Jakarta, digelar Pameran Lukisan Romo Mudji.

Pameran lukisan atau sketsa Romo Mudji Sutrisno SJ. yang berlangsung hingga 9 Desember 2022 itu dimaksudkan untuk memperingati atau merayakan ulang tahun ke-40 pentahbisannya sebagai Imam Katolik.

Pada pameran kali ini, Romo Mudji menghadirkan 57 buah karya sketsa, hasil olah pikir dan rasa. Para sahabat, budayawan, murid-murid Romo Mudji hadir menyaksikan pameran ini yang dibuka oleh Merwan Yusuf.

Pada sambutan, Romo Mudji antara lain mengatakan bahwa bangsa ini membutuhkan ruang-ruang kebudayaan, juga politik yang berkebudayaan.

“Karena itu dulu saya masuk ke KPU sebagai anggota, tapi kemudian mengundurkan diri,” kata Romo tanpa menjelaskan alasan mundur.

Sebagian besar lukisan Romo Mudji adalah lukisan hitam putih.

“Karena hidup kita sangat dekat dengan yang ‘hitam putih’, ‘benar salah’, yang dikotomis. Tapi sesungguhnya, realitas kita adalah abu-abu. Maka jika kita membuat yang abu-abu ini menjadi hitam melalui tebaran kebencian, hoax, maka Indonesia ini akan makin hitam nanti,” lanjutnya.

Baik Sapta maupun Romo Mudji berharap, jalan kebudayaan dapat dijadikan pilihan untuk membangun Indonesia ke depan. (Gaf/tempusdei.id)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *