oleh: Muhammad Irfanudin Kuniawan, M.Ag., Ph.D*
Sebelum memulai artikel ini kami ingin mengucapkan selamat data, ahlan wa sahlan, welcome to our University kepada para mahasiswa baru Universitas Darunnajah! Selamat datang di kampus penuh berkah ini, tempat di mana kita menimba ilmu dan berjuang bersama demi masa depan yang lebih cerah.
Dalam artikel ini Kami ingin sedikit berbagi tentang sebuah konsep keren yang Islami banget dan terinspirasi dari sejarah panjang pesantren di Indonesia yaitu Zelp-Berdruiping Systeem!
Mungkin terdengar asing, tapi Zelp-Berdruiping Systeem adalah konsep sederhana tapi kaya makna: sama-sama memberikan, sama-sama memakai. Dalam bahasa Islam, ini sangat dekat dengan semangat gotong royong dan kebersamaan yang sudah menjadi bagian dari budaya pesantren. Ingat surat Al-Maidah ayat:2
… وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Artinya:… Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.
Konsep ini bukan hanya soal patungan uang, tapi soal tanggung jawab bersama untuk memajukan komunitas kita, termasuk kampus kita, Universitas Darunnajah.
Kita belajar dari sejarah awal berdirinya pesantren di Indonesia yang dimulai dari seorang kiai yang berjuang ikhlas untuk mendidik santri. Di situlah muncul jiwa kebersamaan. Para santri datang dari berbagai penjuru dengan niat mencari ilmu, membawa sedikit bekal, tapi siap berkontribusi dalam bentuk apapun—baik membantu di dapur, membersihkan lingkungan, atau sekadar berbagi cerita dan ilmu. Inilah bentuk nyata dari Zelp-Berdruiping Systeem sejak dulu!
Cikal bakal pesantren di Indonesia dimulai dengan sederhana: seorang kiai yang membuka pintu rumahnya bagi para santri. Tidak ada bangunan megah, tidak ada fasilitas mewah, hanya ada niat tulus untuk mengajarkan ilmu agama dan mendidik generasi yang berakhlak mulia. Para santri pun datang dengan semangat belajar dan saling membantu, menjalani hidup mandiri, dan gotong royong untuk memelihara pesantren. Kiai menyediakan ilmunya, sementara santri menyediakan tenaga dan semangatnya.
Konsep ini adalah bentuk awal dari Zelp-Berdruiping Systeem, di mana semua yang terlibat memberikan sesuatu untuk kebaikan bersama. Ada yang menyumbang harta, ada yang menyumbang tenaga, ada yang berkontribusi dengan ilmu. Dengan kesederhanaan itu, pesantren menjadi pusat pendidikan yang kuat dan mandiri. Bayangkan, dari sebuah rumah sederhana bisa menjadi lembaga pendidikan besar yang menghasilkan banyak ulama dan tokoh penting di negeri ini.
Universitas Darunnajah meneruskan semangat ini dengan menekankan nilai-nilai wakaf yang sudah mendarah daging di dunia pesantren. Wakaf yang dikembangkan saat ini bukan hanya 3 M (Makam, Madrasah, Masjid), tapi juga tentang memberikan yang terbaik dari diri kita—waktu, ilmu, dan tenaga—untuk kebaikan bersama. Zelp-Berdruiping Systeem di kampus kita adalah perwujudan nyata dari tradisi lama pesantren yang terus hidup sampai sekarang.
Di Darunnajah, kita semua adalah bagian dari keluarga besar yang saling mendukung. Sama seperti santri yang belajar dan hidup bersama, kita pun diajak untuk berkontribusi demi kemajuan kampus. Kita patungan bukan sekadar untuk membayar biaya, tapi juga untuk memperkuat semangat kebersamaan dan tanggung jawab sebagai bagian dari umat Islam.
Kita resapi kembali surat Ash-Shaf Ayat 4
﴿إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُم بُنْيَانٌ مَّرْصُوصٌ﴾
[ الصف: 4]
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. [Saff: 4]
Ayat ini dilanjutkan dengan pertanyaan sendiran nabi Musa kepada kaumnya, wahai kaumku, mengapa kamu menyakitiku, padahal kamu tahu aku adalah utusan Allah kepadamu..
Teman-teman mahasiswa sekalian dengan Zelp-Berdruiping Systeem, kita menghidupkan kembali semangat kiai dan santri yang saling mendukung di awal berdirinya pesantren. Kita ingin kampus ini tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu, tapi juga tempat berlatih hidup bersama, berbagi, dan merasakan manfaat dari kontribusi kita semua. Kampus ini akan maju dengan cara yang Islami, dengan semangat wakaf dan kebersamaan.
Apa yang terjadi pada Nabi Musa, semoga tidak terjadi pada kampus kita, mereka (bangsa Yahudi) meminta didatangkan penolong (Nabi Musa) tapi ketika mendapatkan kesuliatan konsistensi mereka menjadi hilang.
Mari kita teruskan semangat ini di Universitas Darunnajah! Jadikan kampus kita sebagai wadah perjuangan bersama, tempat di mana setiap mahasiswa berperan aktif dalam membangun lingkungan yang Islami, berkah, dan berkemajuan. Seperti halnya pesantren yang dibangun dari kebersamaan seorang kiai dan para santri, kita pun bisa membawa Darunnajah lebih jauh dengan Zelp-Berdruiping Systeem.
Zelp-Berdruiping Systeem: Sama-sama berkontribusi, sama-sama menikmati, demi kemajuan bersama Universitas Darunnajah. Maju bersama, berkah bersama! (Diracik dari beberapa sumber).