Prof. Rokhmin Ajak Perguruan Tinggi Islam Kembali Menjadi Penemu IPTEK

KENDARI (iHalal.id) — Rektor Universitas UMMI Bogor Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, MS. mengingatkan Ummat Islam agar kembali menjadi pelopor (baca: penemu) di bidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi–red) dunia, seperti sumbangsih di masa kejayaan Islam masa lalu yakni era Kekhalifahan Ottoman (Ustmaniyah) yang berpusat di Turki dan Kekhalifahan Abbasiyah yang berpusat di kota Baghdad, Irak.

Tampak dalam foto tokoh dan ulama nasional, antara lain Rektor Universitas UMMI Bogor Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, MS. (kiri), Pembina Yayasan Wakaf Al Askar Pusat (ke dua dari kiri) Prof. Dr. Didin Hafidudin serta Ketua Yayasan Wakaf Al Askar pusat Ir.H. Fahmi Abdul Kadir Askar (kanan).

Bahkan berdasarkan catatan sejarah, Umat Islam sejak Fatukh Makkah (penaklukan Mekkah) abad-7 M – 18 M telah mencapai Kejayaannya (the Golden Age of Moslem). Science dan technology berkembang sangat pesat. Banyak ilmuwan muslim yang hingga kini ilmunya tetap dijadikan rujukan oleh ilmuwan berkelas dunia.

Sederetan ilmuwan Islam, seperti penemu Algoritma Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi yang hidup sekitar abad ke-9 M, dikenal juga karyanya dalam matematika, astronomi, geografi, dan teori musik, hingga kini diakui dunia, termasuk oleh salah satu pendiri facebook Mark Zuckerberg. Penemu ilmu kedokteran Ibnu Sina, Peletak dasar ilmu Sosiologi dan Ekonomi Ibnu Khaldun serta Bapak Kelautan sekaligus Bapak Penjelajah dunia Ibnu Batutah. Ibnu Firnas adalah designer pesawat terbang di dunia dan Ibu Haitam pakar dunia di bidang mekanika dan lensa.

Tercatat waktu itu Masyakatnya hidup berkeadilan, makmur, dan damai. Bahkan dua per tiga bumi (dunia) merupakan wilayah kekuasaan Khilafah Islamiyah. Masyakatnya benar-benar menjadikan Al-Qur’an sebagi pedoman hidup (the guidance of life).

Para penemu tadi selain ahli di bidang ilmu pengetahuan juga merupakan pribadi yang shaleh, memegang iman yang teguh dan bertakwa kepada Allah SWT.

Sayangnya, sejak 1924 Umat Islam hidupnya sekuler, terombang-ambing mengikuti pedoman hidup yang disusun oleh manusia, Kapitalisme atau Komunisme. Sehingga, umat Islam ibarat buih, dan tertinggal hampir di semua bidang kehidupan, IPTEK, ekonomi, informasi, politik sampai hankam.

Oleh karena itu, Rokhmin yang pernah menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan 2001-2004 meminta agar jangan ada lagi sekularisasi (baca: pemisahan) kurikulum antara ilmu agama dan ilmu dunia seperti sains  & teknologi di dunia pendidikan, khususnya di kampus.

“menurut saya, kemampuan seseorang dalam iptek harus didukung kuat dengan Imtaq (iman dan taqwa–red), agar menghasilkan pribadi yang kaffah (komplit–red) dan ilmu yang berkah (baca: bermanfaat) bagi  semesta seperti yang telah dicontohkan para penemu Islam terdahulu,”

Demikian pokok fikiran yang disampaikan Prof. Rokhmin dalam acara Orasi Islam ilmah di acara Wisuda II Institut Ilmu Qur’an Jannatun Adnin Kendari Sulawesi Tenggara, milik Yayasan Wakaf Al Askar, hari ini Jumat (9/05) kepada iHalal.id melalui pesan WA. Acara Wisuda II ini antara lain dihadiri Rektor Institut Ilmu AlQuran Janatun Adnin Kendari Dr. Samsul Bahri, MA., tokoh dan ulama nasional, antara lain Prof. Dr. Didin Hafidudin (Pembina Yayasan Wakaf Al Askar Pusat) Ketua Yayasan Wakaf Al Askar pusat Ir.H. Fahmi Abdul Kadir Askar serta civitas akademika Institut Ilmu AlQuran Janatun Adnin Kendari.

Ditambahkan, isi kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman hidup ummat Islam bukan hanya mengajarkan urusan beribadah semata, tapi sebagian besar berisi ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Prof. Rokhmin mengajak jika ummat ingin kembali jaya seperti dulu, galilah Al-Qur’an, ikuti hadits yang menuntut kita agar terus menuntut ilmu dari buaian hingga ajal menjemput.

Dalam konteks kampus, alumni Perguruan Tinggi (Diploma, Sarjana, Master, atau Doktor) yang sukses adalah yang mampu bekerja atau menciptakan lapangan kerja (produk dan jasa) yang pendapatan (keuntungan) nya cukup untuk mensejahterakan diri beserta keluarganya secara berkelanjutan.

Selain itu, dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dia pun dapat berkontribusi bagi terwujudnya Indonesia yang maju, adil-makmur, berdaulat, dan diridhai Allah SWT; dan bagi dunia yang lebih baik (for a better world). (gaf)